Tuesday, December 23, 2008

Dualisme Diri


Siang tadi saya merasa seakan-akan bisa menggapai apa yang ada di langit-langit kamar, sekaligus bisa merasakan dinginnya lantai kamar. Padahal, saat itu saya terlentang di atas kasur. Saya merasakan sesak sekaligus kebebasan dari dalam diri ini, kenapa demikian ? Salah satu buah dari telepon semalam... Mengapa sekiranya manusia terlalu egois untuk kebahagiaan mereka sendiri, saya pun tak dapat menjawabnya. Karena semalam saya pun berlaku egois, saya menyanjung opini saya sedemikian hebat sehebat pembenarannya atas opini-opininya....Kenapa manusia begitu pemikir, mereka membayangkan kondisi persaingan dua hati dan dua pikiran itu akan menjumpai titik temu dan berlanjut tanpa adu urat kembali, namun siapa yang berani menjanjikan itu terjadi ???

Saya bingung, mengapa jadi sulit sekali tampaknya persoalan ini. Padahal tidak ada angka, tidak ada rumus, dan ya tidak ada teori yang harus dimainkan di sini...Layaknya ibu menyuruh seorang anak yang sedang asyik main game untuk beli gula di warung !!! Sulit, walaupun gula itu juga untuk membuat kue bolu kesukaan anaknya.....Ketulusan hati apakah harus melihat siapakah orang yang ada di depan kita ?

Saya lalu membenamkan diri dalam buku-buku yang selama ini terlantar belum sempat dibaca dan bagusnya tindakan ini telah menjadi the best therapy of my mind, selama sehari ini paling tidak saya bisa melupakan kritik-kritik yang saya yakin itu akan membuat perasaan ini sedih membayangkannya. Karena saya tidak mau menangis untuk perasaan yang carut marut ini.




No comments: